KEEFEKTIFAN GUIDED WRITING STRATEGY DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PESERTA DIKLAT DDWK PTK KANTOR KEMENAG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sejak 1 Januari 2014, Kementerian Agama mulai memberlakukan Permenpan dan RB nomor 16 Tahun 2009, tentang jabatan guru dan angka kreditnya. Pemberlakuan ini diharapkan mampu sebagai pemicu dalam meningkatkan pengembangan profesionalisme pada guru. Perbedaan mendasar dengan regulasi sebelumnya, Kemenpan dan RB nomor 084/1993, adalah bahwa kenaikan pangkat guru dari Penata Muda/IIIa ke Guru Madya/IVa tidak ada persyaratan khusus, kecuali masa kerja dan penilaian kerja. Sementara, pada Permenpan dan RB nomor 16 Tahun 2009 mulai dari Penata Pertama/IIIb ke guru Muda/IIIc dan seterusnya, diwajibkan mengumpulkan angka kredit dari unsur Publikasi Ilmiah yang jumlahnya bervariatif.

Berdasarkan Permenpan dan RB nomor 16 Tahun 2009 tersebut dinyatakan bahwa persyaratan publikasi ilmiah guru untuk kenaikan pangkat sejak jabatan Guru Muda/IIId ke atas, sudah diwajibkan menyusun minimal satu laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kewajiban itu berlaku sampai seorang guru menduduki jabatan Guru Utama Madya/IVe.

Fakta empiris menunjukkan bahwa menyusun laporan hasil PTK merupakan bentuk publikasi ilmiah yang paling banyak dikeluhkan oleh guru. Dari catatan peneliti (field record) pada 35 peserta DDWK mata diklat PTK pada guru madrasah di Kankemenag Kabupaten Boyolali tahun 2017 diperoleh informasi bahwa 2 orang guru sudah mampu menyusun laporan hasil PTK, sementara 33 orang guru lainnya masih menghadapi sejumlah persoalan. Sebanyak 4 guru menyatakan masih malas melakukan PTK, sebanyak 5 orang guru belum paham tentang konsep dasar PTK, sejumlah 7 orang guru masih belum tahu bagaimana mempraktekkan PTK di kelasnya, dan sisanya sejumlah 17 orang guru menyatakan belum tahu bagaimana cara menuliskan laporan hasil penelitian.
Dari kajian di atas jika persoalan kemampuan menulis laporah hasil PTK tidak segera diatasi maka kemungkinan besar akan banyak guru yang tidak bisa naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi.

B.  Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini peneliti akan fokus pada pada permasalahan terbesar peserta diklat yaitu belum mampu menuliskan atau menyusun laporan penelitian tindakan kelas. Ada sejumlah masalah pada peserta diklat yang menjadi penghambat (barriers) sehingga mereka tidak mampu menyusun laporan hasil PTK, di antaranya: belum tahu kerangka laporan hasil PTK yang benar/formal, belum tahu apa yang harus dituliskan pada bagian pendahuluan, belum tahu bagaimana menuliskan rumusan masalah PTK, belum tahu apa yang perlu dituliskan dalan kajian teori, belum tahu bagaimana cara menuliskan kerangka berfikir, belum tahu bagaimana menuliskan hipotesis tindakan, belum tahu apa yang perlu ada dalam metode penelitian, belum tahu bagaimana menuliskan indikator kinerja, Belum tahu hal-hal apa yang perlu dituliskan di bagian kajian dan analisis hasil kajian, dan belum tahu bagaimana mengolah data dan mendeskripsikan dalam bentuk laporan hasil pengolahan data tersebut.
Untuk mengatasi sejumlah hambatan yang ada pada peserta Diklat DDWK PTK di Kankemenag Kabupaten Boyolali tahun 2017 maka peneliti akan menerapkan teknik menulis Shared Writing dan Guided Writing. Dengan penerapan teknik ini diharapkan kemampuan peserta baik pada aspek pengetahuan (how to know classroom action research) dan keterampilan (how to do and how to write classroom action reserach) dapat meningkat secara signifikan.

C. Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana cara menerapkan teknik Shared Writing dan Guided Writing dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan laporan hasil PTK?
  2. Seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian pendahuluan pada laporan hasil PTK?
  3. Seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian kajian pustaka pada laporan hasil PTK?
  4. Seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian metode penelitian pada laporan hasil PTK?
  5. Seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian hasil dan analisis hasil pada laporan hasil PTK?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui cara menerapkan teknik Shared Writing dan Guided Writing dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan laporan hasil PTK,
  2. Untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian pendahuluan pada laporan hasil PTK,
  3. Untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK Kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian kajian pustaka pada laporan hasil PTK,
  4. Untuk mengetahui beberapa tinggi kemampuan peserta DDWK kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian metode penelitian pada laporan hasil PTK,
  5. Untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan peserta DDWK kankemenag Boyolali tahun 2017 dalam menuliskan bagian hasil dan analisis hasil pada laporan hasil PTK.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

  1. Dalam perspektif keilmuan, penelitian ini akan memperkaya ragam hasanah model pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis peserta diklat
  2. Dalam sisi pragmatis, penelitian ini mencoba menawarkan solusi alternatif teknik pembelajaran kediklatan dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil penelitian PTK pada peserta diklat agar lebih efektif, berhasil (fruitable), dan lebih bermakna (meaningful training)

BAB II
KERANGKA TEORITIK, METODOLOGI, SERTA
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Kerangka Teoritik

Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan atau fokus yang dilakukan oleh guru terhadap permasalahan dalam proses belajar mengajar di kelasnya, yang selanjutnya guru berusaha mengatasi masalah tersebut dengan cara memberikan sebuah tindakan (action atau treatment). Penelitian itu dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara (1) merencanaka, (2) melaksanakan, (3) mengobservasi, dan (3) merefleksikan tindakakan secara kolaboratif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Arikuntio, Suhardjono, dan Supardi, 2009: 3-19)
Dalam buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Pembelajar (Kemendikbud, 2016: 13) bahwa jenis publikasi ilmiah/karya inovatif yang harus dipenuhi guru yang akan mengajukan kenaikan pangkat/jabatan dapat dicermati dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1. Jenis Publikasi Ilmiah yang Diperlukan

 

Dari Jabatan Ke Jabatan Jumlah A.K Subunsur PI dan/atau KI yang Dibutuhkan Jenis PI/KI yang Wajib Ada
Guru Pertama Golongan Ruang III/a Guru Pertama Golongan Ruang III/b – –
Guru Pertama Golongan Ruang III/b Guru Muda Golongan Ruang III/c 4 (empat) Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
Guru Muda Golongan Ruang III/c Guru Muda Golongan Ruang III/d 6 (enam) Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
Guru Muda Golongan Ruang III/d Guru Madya Golongan Ruang IV/a 8 (delapan) Minimal terdapat satu laporan hasil penelitian
Guru Madya Golongan Ruang IV/a Guru Madya Golongan Ruang IV/b 12 (dua belas) Minimal terdapat satu
laporan hasil penelitian
dan satu Artikel yang
dimuat di jurnal yang
ber-ISSN
Guru Madya Golongan Ruang IV/b Guru Madya Golongan Ruang IV/c 12 (dua belas) Minimal terdapat satu
laporan hasil penelitian
dan satu Artikel yang
dimuat di jurnal yang
ber-ISSN
Guru Madya Golongan Ruang IV/c Guru Utama Golongan Ruang IV/d 14 (empat belas) Minimal terdapat satu
laporan hasil penelitian
dan satu artikel yang
dimuat di jurnal yang
ber-ISSN dan satu
buku pelajaran atau
buku pendidikan yang
ber-ISBN.
Guru Utama Golongan Ruang IV/d Guru Utama Golongan Ruang IV/e 20 (dua puluh) Minimal terdapat satu
laporan hasil penelitian dan satu artikel
yang dimuat di jurnal
yang ber ISSN dan
satu buku pelajaran
atau buku pendidikan
yang ber-ISBN.

Dari tabel 2.1 di atas dapat disimpulkan bahwa untuk kenaikan pangkat/golongan III/d ke atas sampai dengan IV/e guru wajib menyusul laporan PTK.

Kesulitan Menulis bagi Guru
Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010: 3) diakui bahwa guru sering bisa mengatasi masalah yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung, atau mengadakan perbaikan dengan caranya sendiri. Namun karena guru masih terbelenggu oleh kesulitan menuliskan perbaikannya tersebut dalam sebuah laporan hasil penelitian tindakan kelas, maka apa yang sudah diperbuat oleh guru tersebut hanya tinggal kenangan dan tidak diketahui oleh teman sejawat atau orang yang membutuhkan pemecahan masalah seperti yang dialami guru tersebut.
Sejalan pemikiran di atas, Winarto, Wahyudi, dan Choesin (2016: 2) mengakui bahwa bagi sebagian besar guru, menulis dan menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Hal itu wajar terjadi karena dalam menuliskan laporan penelitian tidak bisa digunakan pedoman dan acuan yang berlaku pada diri sendiri, tetapi harus mengikuti gaya selingkung yang sudah ditetapkan dalam regulasi.
Dari sejumlah pemikiran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktanya di sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam menuliskan hasil penelitian tindakan kelas dan perlu dicarikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan menulis guru terkait dengan publikasi ilmiah, terutamanya menuliskan laporan hasil penelitian tindakan kelas.

3. Guided Writing Strategy sebagai Solusi Alternatif
Fountas dan Pinnell dikutip di Gibson (2008: 114) menyatakan bahwa Guided writing is defined as instruction presented to small, temporary groups of students who share similar needs at a particular point in time. Mengacu pada pengertian tersebut dalam kajian ini peneliti memberikan batasan tentang pengertian guided writing sebagai instruksi yang diberikan oleh widyaiswara atau narasumber pada kelompok-kelompok peserta diklat yang tengah berbagi dalam upaya penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas.
Menurut Oczkus (2007: 72-74) ada tujuh langkah dalam guided writing strategy, yaitu: Menentukan tujuan (Objectives), mengidentifikasi contoh (Identifying examples), pemodelan (Modelling), berbagi tulisan (Shared writing), menulis terbimbing (Guided writing), menulis mandiri (independent writing), dan konferensi terbimbing (guided Confering).
Dalam merealisasikan ide Oczkus di atas pada Diklat DDWK PTK ini maka peneliti perlu merumuskan dalam sejumlah aktivitas kongkrit sebagaimana tertuang dalam tabel berikut:

Tabel 2.2. Langkah-langkah Guided writing
No Langkah Guided Writing
Menurut Lori D. Oczkus Aktivitas Widyaiswara Aktivitas peserta diklat
1 Menentukan tujuan (objectives)
– Brainstorm
– Write a brief Mengajak brainstorming kerangka laporan hasil PTK dan bagian-bagian penting yang ada di dalamnya Menuliskan kerangka laporan hasil PTK
2 Mengidentifikasi contoh (Identifying examples)
– it maybe most useful only when you want to teach a new skill or when examples are readily available Memperlihatkan contoh paragraf-paragraf laporan yang peserta didik tidak mampu membuatnya Menyimak contoh laporan PTK
3 Pemodelan (Modelling)
Brainstorm your own classroom action research report web Tuliskan atau mind mapping di whiteboard or chart konten-konten yang ada dalam laporan hasil penelitian dan berdiskusilah dalam menyusun laporannya.

Menyumbangkan ide dan berdiskusi serta menyusun paragraf laporan hasil PTK
4 Berbagi tulisan (Shared writing)
– Encourage a volunteer to write in front of the class Meminta peserta diklat untuk menuliskan paragraf dari bagian tertentu pada kerangka laporan hasil PTK Menuliskan paragraf di whiteboard atau mempresentasikan laporan hasil bagian PTK yang sudah dibuat
5 Menulis terbimbing (Guided writing)
– Have each member at the table read his or her piece aloud. Ask the other group members to pay compliments and offer suggestions (The suggestions might be written on a sticky note or sentence strip to give to the writer.)
– Membimbing menulis dalam setiap grup
– Meminta salah satu anggota grup untuk membaca nyaring paragraf atau beberapa paragraf yang telah ditulis
– Kelompok lain melengkapi atau memberi saran yang dituliskan pada sticky note atau sentence strip dan diberikan pada penulisnya
– Membaca nyaring paragraf atau beberapa paragraf
– Melengkapi atau memberi saran

6 Menulis mandiri (independent writing)
Offer a three-ring circus:
1. in a group with you
2. in pairs, talking about their writing as they go
3. independently at their desk Berdiskusi dengan peserta diklat apakah mau menyelesaikan laporan hasil PTK dalam grup, dengan pasangannya, atau mandiri – Memilih menyelesaikan laporannya dalam grup, pasangan, atau mandiri
– Bekerja menuliskan lapaoran hasil PTK
7 Konferensi terbimbing (guided Confering)
using the rubric as a
guideline for compliments and suggestions – Meminta peserta mempresentasikan laporan hasil PTK
– Meminta peserta untuk menggunakan rubrik – Peserta presentasi
– Peserta mengecek dengan rubrik
– Peserta melengkapi dan memberikan saran

4. Kelebihan Menggunakan Guided Writing
Menurut Primary National Strategy (2007: 6) menyatakan bahwa pembelajaran menulis menggunakan guided writing strategy memiliki sejumlah keunggulan, yaitu:
a. Memungkinkan widyaiswra untuk menyesuaikan pengajaran (to tailor the teaching) dengan kebutuhan kelompok,
b. Memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik secara individu. Meskipun guided writing strategy adalah kegiatan kelompok yang berfokus pada kebutuhan kelompok. Widyaiswara masih dapat mengamati dan merespon kebutuhan individu dalam kelompok tersebut,
c. Memberikan kesempatan pada widyaiswara untuk memperluas pengetahuan dan menantang keterampilan pada kelompok yang lebih mampu,
d. Mendorong peserta diklat menjadi peserta aktif dalam diskusi tentang menulis,
e. Membangun rasa percaya diri – semua anggota kelompok bergulat dengan masalah yang sama,
f. Memungkinkan widyaiswara sesegera mungkin memberikan umpan balik pada kelompok/individu yang telah berhasil menulis (to give immediate feedback on success)
g. Memungkinkan widyaiswara memberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi lanjutan untuk peningkatan kemampuan peserta diklat dalam menulis (to discuss further area for improvement)

5. Kerangka Berfikir
Di satu sisi, dari pengamatan peneliti ditemukan fakta empiris bahwa sebagian besar atau sekitar 48% guru madrasah peserta Diklat Di Tempat Kerja (DDWK) mata diklat penelitian tindakan kelas di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2017 mengalami kesulitan di aspek penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas. Di sisi lain, dari kajian teoritik para ahli berargumentasi bahwa guided writing strategy adalah suatu cara yang yang efektif untuk membangun dan meningkatkan kemampuan dalam menulis.
Jadi, dengan peneliti menerapkan guided writing strategy pada proses pembelajaran pada diklat tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil penelitian tindakan kelas pada guru madrasah peserta Diklat Di Tempat Kerja (DDWK) mata diklat penelitian tindakan kelas di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2017
Berikut adalah skema kerangka berfikir dalam penelitian ini:

Gamber 2.1. Skema kerangka berfikir

6. Hipotesis Deskriptif
Dari sejumlah kajian di atas, dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis deskriptif sebagai berikut:
1. Kemampuan peserta diklat dalam menuliskan bagian pendahuluan dalam Penelitian Tindakan Kelas paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
2. Kemampuan peserta diklat dalam menuliskan bagian kajian pustaka dalam Penelitian Tindakan Kelas paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
3. Kemampuan peserta diklat dalam menuliskan bagian metode penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
4. Kemampuan peserta diklat dalam menuliskan bagian hasil dan analisis hasil dalam Penelitian Tindakan Kelas paling sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan

B. Kerangka Teoritik

1. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2015: 85). Dalam penelitian ini sampelnya seluruh peserta diklat pada DDWK PTK di Kantor Kemenag Kabupaten Boyolali yang berjumlah 35 peserta.
2. Sampel
Kerangka eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design jenis One Group Pretest Posttest Design. Dikatakan pre-experimental design karena desain itu belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini dikarenakan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independent. Hal ini dapat terjadi, tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2015: 74-75). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2
Dimana:
O1 = Nilai pretest (peer assessment terhadap laporan hasil PTK awal peserta diklat)
O2 = Nilai posttest (peer assessment terhadap laporan hasil PTK setelah diterapkan guided writing strategy pada peserta diklat)
O2 – O1 = Pengaruh guided writing strategy terhadap kemampuan peserta diklat dalam menulis laporan hasil penelitian tindakan kelas

3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data serta Pengujian Hipotesis
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan menggunakan angket. Untuk menguji hipotesis deskriptif yang menggunakan data rasio yaitu persen maka teknik statistika yang layak digunakan t-test satu sampel (Sugiyono, 2015: 178). Adapun rumus t-test satu sampel tersebut adalah sebagai berikut:

Dimana:
t = nilai yang dihitung

= nilai rata-rata (O2-O1)

= nilai yang dihipotesakan
s = simpangan baku sampel (O2-O1)
n = jumlah anggota sampel

C. Temuan dan Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, W. dan Dwitagama, D., 2010, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks

Kemendikbud, 2016, Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Pembelajar, Jakarta: Kemendikbud

Arikuntio, S., Suhardjono, dan Supardi, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara

Winarto, Y.T., Wahyudi, I., dan Choesin, E.M.,2016, Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Gibson, 2008, Guided Writing Lessons: Second-Grade Students’ Development of Strategic Behavior dalam Reading Horizons, San Diego: The Barkeley Electronic Press, Volume 48, Issue 2, Article 5

Oczkus, L.D., 2007, Guided Writing: Practical Lesson, Powerful Results, Porthsmouth: Heinemann A Division of Reed Elsevier Inc.
Primary National Strategy, 2007,Improving Writing with a Focus on Guided Writing, Norwich: OPSI, Information Policy Team

ANGKET A
KEMAMPUAN MENULIS BAGIAN PENDAHULUAN PADA PTK
No Aspek Skor
1 2 3 4 5
1 Realitas yang ada
2 Situasi yang diharapkan
3 Penelitian yang pernah ada
4 Identifikasi masalah
5 Fokus masalah
6 Solusi alternative
7 Rumusan penelitian
8 Tujuan penelitian
9 Manfaat penelitian
Skor perolehan ……………………
Skor maksimal 45
Skor = Skor perolehan : Skor maksimal …………………….

Kategori:
1 = Sangat kurang jika tidak menenuhi ketentuan konten penulisan, atau persyaratan yang ditetapkan
2 = Kurang jika memenuhi salah satu konten yang diharapkan, atau persyaratan yang ditetapkan
3 = Cukup jika memenuhi separuh konten yang diharapkan, atau persyaratan yang ditetapkan
4 = Baik jika jika memenuhi lebih dari separuh konten yang diharapkan, persyaratan yang ditetapkan
5 = Sangat Baik jika memenuhi seluruh konten yang diharapkan atau persyaratan yang ditetapkan

ANGKET B
KEMAMPUAN MENULIS BAGIAN PENDAHULUAN PADA PTK
No Aspek Skor
1 2 3 4 5
1 Realitas yang ada
2 Situasi yang diharapkan
3 Penelitian yang pernah ada
4 Identifikasi masalah
5 Fokus masalah
6 Solusi alternative
7 Rumusan penelitian
8 Tujuan penelitian
9 Manfaat penelitian
Skor perolehan ……………………
Skor maksimal 45
Skor = Skor perolehan : Skor maksimal …………………….

Kategori:
1 = Sangat kurang jika tidak menenuhi ketentuan konten penulisan, atau persyaratan yang ditetapkan
2 = Kurang jika memenuhi salah satu konten yang diharapkan, atau persyaratan yang ditetapkan
3 = Cukup jika memenuhi separuh konten yang diharapkan, atau persyaratan yang ditetapkan
4 = Baik jika jika memenuhi lebih dari separuh konten yang diharapkan, persyaratan yang ditetapkan
5 = Sangat Baik jika memenuhi seluruh konten yang diharapkan atau persyaratan yang ditetapkan

Leave a comment